JERUSALEM -- Anggota Dewan Legislatif Palestina, Muhammad Abu Thair, mengecam rencana Israel menggali terowongan bawah tanah di daerah Silwan, Kota Alquds, Palestina.
Abu Thair menilai rencana yang disetujui pemerintah kota Israel di Alquds itu merupakan upaya Israel meyahudikan daerah sekitar Masjid Aqsha.
''Penjajah Israel dan pemerintah kotanya di Alquds siang malam terus bekerja mengubah petunjuk-petunjuk Arab dan Islam di Alquds,'' kata Abu Tahir seperti dikutip situs Infopalestina.
''Israel sungguh-sungguh memalsukan sejarah untuk kepentingan proyek yahudisasi mereka,'' katanya. ''Ide ilusi mereka yang berusaha dibuktikan di lapangan.''
Anggot legislatif asal Alquds yang dibuang ke Ramallah ini mengatakan Alquds dengan tempat-tempat sucinya dan peninggalan-peninggalan sejarahnya bukan hanya tanggung jawab Palestina semata. Dunia Arab dan Islam juga harus ikut bertanggung jawab melawan upaya Israel menyahudisasi Masjid Aqsha.
''Tanggung jawab melindunginya adalah tanggung jawab bersama tanpa mengecualikan siapapun,'' katanya.
Aleg Palestina ini mengatakan, al Quds dengan tempat-tempat sucinya dan peninggalan-peninggalan bersejarahnya bukan hanya Palestina sematan, namun juga Arab dan Islam. Tanggung jawab melindunginya adalah tanggung jawab umum tidak mengecualikan siapapun. Semua pihak bertanggung jawab melindunginya dari pemalsuan dan yahudisasi.
''Semua pihak bertanggung jawab melindunginya dari pemalsuan dan yahudisasi yang menargetkan sejarah dan keaslian Arab dan Islam.''
Abu Thair meminta negara-negara Arab dan Islam untuk memikul tanggunng jawab terhadap kiblat pertama dan tempat suci ketiga bagi umat Islam serta membebaskan dan melindunginya dari yahudisasi dan serangan Zionis terhadap al Quds dan warganya yang berlangsung sejak pendudukan kota al Quds tahun 1948.
Aleg Palestina ini mengatakan, al Quds dengan tempat-tempat sucinya dan peninggalan-peninggalan bersejarahnya bukan hanya Palestina sematan, namun juga Arab dan Islam. Tanggung jawab melindunginya adalah tanggung jawab umum tidak mengecualikan siapapun. Semua pihak bertanggung jawab melindunginya dari pemalsuan dan yahudisasi.
''Semua pihak bertanggung jawab melindunginya dari pemalsuan dan yahudisasi yang menargetkan sejarah dan keaslian Arab dan Islam.''
Abu Thair meminta negara-negara Arab dan Islam untuk memikul tanggunng jawab terhadap kiblat pertama dan tempat suci ketiga bagi umat Islam serta membebaskan dan melindunginya dari yahudisasi dan serangan Zionis terhadap al Quds dan warganya yang berlangsung sejak pendudukan kota al Quds tahun 1948.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mudah - mudahan Artikel ini bermanfaat..
dan jangan lupa komentar dan like nya.. ^_^